Pembuatan Software Game untuk Usia 3 Tahun Keatas

PEMBUATAN GAME PACMAN


INTRODUCTION

          Halo blogger, Saya Gusti Bayu Ananta pada semester 3 ini saya menduduki kelas 2ia04. Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang tugas softskill kelompok saya. Mengenai tujuan,manfaat, dan juga kendala yang dihadapi dalam pembuatan tugas ini

Apa itu Pacman ? 

         Sudah tak asing lagi permainan ini di era ini bukan? Pac-Man adalah sebuah permainan arkade yang dikembangkan Namco dan diterbitkan Midway; dirilis di Jepang pada 22 Mei 1980. Awalnya dirilis di arkade saja, Pac-Man yang masih populer hingga kini telah dirilis pula dalam platform lainnya.
         Pemain harus mengontrol tokoh berwarna kuning bernama Pac-Man dan membawanya mengelilingi lorong berlika-liku sambil "memakan" titik-titik kecil dan benda-benda khusus lainnya. Pada saat yang sama, terdapat empat "hantu" yang berkeliling di lorong tersebut yang bertugas menangkap Pac-Man.

Tujuan

        Tujuan kami membuat aplikasi game ini, yaitu :
  1. Untuk memenuhi tugas Softskill dalam mata kuliah Pengelolaan Teknologi Internet dan New Media
  2. Sebagai acuan dan dasar kami dalam membuat game untuk usia > 3 tahun

Mengapa Pacman?

         Mengapa kami memilih pacman? Menurut kami aplikasi yang kami buat memiliki manfaat sebagai berikut :
  1. Game yang dapat dibuat di multiplatform dan juga dapat dibuat oleh bahasa pemrogaman dan Software GameMaker seperti : Java dan GameMaker Studio
  2. Pacman merupakan game yang dapat dmainkan oleh semua kalangan (usia) karena berlabel "Everyone" yang di rated by ESRB
  3. Gameplay (Alur permainan) tidak rumit, sehingga tidak menyulitkan pemain khususnya diumur balita
  4. Dapat melatih daya motorik pada usia dini
Kendala dalam pembuatan Game 

        Dalam setiap project tentu ada kendalanya masing-masing, begitu juga dalam pembuatan game ini, terdapat begitu banyak kendala, antara lain :
  1. Level Pembuatan
    Dalam pembuatan game pacman ini terbilang advance atau tingkat menengah, sedangkan kami masih terbilang beginner dalam pembuatan game. Kami menggunakan GameMaker Studio dan kami masih tergolong buta dalam pemakaian aplikasi ini sehingga terdapat kesulitan pada pembuatan sprites (icon pacman,hantu,dll), pendeklarasian objek, dan juga penempatan event-event.
  2. Waktu Pembuatan
    Waktu pembuatan game ini terbilang cukup lama. Karena kami harus memahami tentang logika struktur pemrogaman game ini yang cukup rumit walau dalam interfacenya sangat simple untuk dimainkan

  3. Kendala Sumber Daya
    Yang dimaksud sumberdaya dalam pembuatan game ini baik meliputi aplikasi yang digunakan, sumber daya pembuatnya sendiri juga termasuk kendala dalam tugas ini. Kendala dalam aplikasi yaitu Spec Requirement yang dibutuhkan untuk menjalanakan GameMaker ini sangat besar.
    Kendala dalam pembuat adalah kurangnya kekompakan tim dalam pembuatan sehingga memakan waktu sedikit lebih lama dari semestinya

Solusi

        Solusi dalam pembuatan game kali ini yaitu kami melihat referensi tentang pembuatan game ini dari artikel-artikel di internet dan juga tutorial yang ada di dalam Youtube.


Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Pac-Man

Hubungan antara Teknologi dan Budaya (9)

Hubungan antara Teknologi dan Budaya (9)
Setelah mengenal IBD sebagai matkul, tuliskan sebuah artikel yang dapat menghubungkan antara IBD dengan disiplin Ilmu anda masung-masing

Teknologi dapat dipandang sebagai kegiatan yang membentuk atau mengubah kebudayaan.Selain itu, teknologi adalah terapan matematika, sains, dan berbagai seni untuk faedah kehidupan seperti yang dikenal saat ini. Sebuah contoh modern adalah bangkitnya teknologi komunikasi, yang memperkecil hambatan bagi interaksi sesama manusia, dan sebagai hasilnya, telah membantu melahirkan sub-sub kebudayaan baru; bangkitnya budaya dunia maya yang berbasis pada perkembangan Internet dan komputer. Tidak semua teknologi memperbaiki budaya dalam cara yang kreatif; teknologi dapat juga membantu mempermudah penindasan politik dan peperangan melalui alat seperti pistol atau bedil. Sebagai suatu kegiatan budaya, teknologi memangsa ilmu dan rekayasa, yang masing-masing memformalkan beberapa aspek kerja keras teknologis

Hubungan Teknologi dengan Kebudayaan
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan. Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:

  •     alat-alat produktif
  •     senjata
  •     wadah
  •     alat-alat menyalakan api
  •     makanan
  •     pakaian
  •     tempat berlindung dan perumahan
  •     alat-alat transportasi

Dengan semakin majunya perkembangan teknologi, maka hal tersebut akan berdampak pada perubahan kebudayaan. Dampak tersebut diantaranya adalah:

1. Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Seiring dengan kemajuan teknologi, sebuah budaya dapat terpengaruh dan pada akhirnya terjadi perubahan budaya.

2. Penetrasi Kebudayaan

Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dapat membuat masuknya kebudayaan lain.

Referensi
http://senomuktiadji.blogspot.co.id
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi

Kaitan Manusia dan Budaya (8)

Sebagai Ilmu Pengetahuan, IBD jelas mempelajarimengenai Manusia dan Kebudayaannya, Jelaskan mengenai Manusianya (Unsur,kepribadian,hakekat) dan Budayanya (Pengertian menurut E.B Taylor, Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi, Sultan Takdir Alisyahbana, Kontjaningrat, Krober dan Kluckhon, Van Peursen. Unsurnya, orientasinya) serta Jelaskan kaitan antara Manusia dan Budaya itu sendiri



A.PENGERTIAN MANUSIA

     Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang tak biasa, dan dapat dipandang dari banyak aspek. Dalam ilmu alam/kimia manusia itu dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk system jaringan-jaringan yang dimiliki oleh manusia, itu merupakan pengertian manusia menurut ilmu kimia. Sedangkan menurut Ilmu Fisika manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi. Menurut ilmu Biologi manusia merupakan mahluk biologis yang yang tergolong dalam golongan mahluk mamalia.
     Dalam ilmu-ilmu sosial, terdapat beberapa pengertian, menurut ilmu Ekonomi manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, yang sering disebut homo economicus, sedangkan menurut ilmu Sosiologi manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri. Menurut ilmu Politik manusia merupakan makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan. Dan menurut ilmu Filsafat merupakan makhluk yang berbudaya yang sering disebut dengan homo-humanus.

B. UNSUR-UNSUR MEMBANGUN MANUSIA

Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia, yaitu:

1)      Manusia itu terdiri dari empat unsur yang saling terkait. Yaitu

a. Jasad yaitu : badan kasar manusia yang nampat pada luamya. dapat diraba dan difoto, dan menempati ruang dan waktu
b. Hayat yaitu : mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak
c. Ruh yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan. daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran. suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahimya kebudayaan
d. Nafs yaitu dalam pengertian diri atau keakuan. yaitu kesadaran tentang diri sendiri

2)      Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :

a. Id merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcious). Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingtual libidinal yang harus dipenuhi dengan baik secara langsung. Obyek yang nyata dari pemuasan kebutuhan langsung dalam prinsip kesenangan ditentukan oleh tahap psikoseksual dari perkembangan individual

b. Ego merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, yang sering kali disebut sebagai kepribadian “eksekutif”` karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan dua tahun, pada saat anak secara nyata berhubungan dengan lingkungannya. Ego diatur oleh prinsip realita, Ego sadar akan tuntunannya di lingkungan luar, dan mengatur tingkah laku, sehingga dorongan instingtual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima.

c. Superego merupakan struktur kepribadian yang paling akhir. Superego muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara intimal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan ekstemal. Jadi, superego merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua. Baik aspek negatif maupun positif yang dimulai dari standar moral tingkah laku ini, diwakilkan atau ditunjukkan oleh superego. Superego dan Id berada dalam kondisi konflik langsung, dan ego menjadi penengah atau mediator.

C. HAKEKAT MANUSIA

Manusia pada saat diciptakan sudah mempunyai hakekatnya sendiri, yang termasuk hakekat dari manusia, yaitu:

a)      Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, dan wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jiwa terdapat didalam tubuh yang tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan surnber kehidupan.

b)      Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.Jika dibandingkan dengan yang mahluk lain. Kesempurnaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia yang diberikan oleh Pencipta-Nya. Dengan akal (ratio), manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia untuk marnpu mempertimbangkan, menilai dan berkehendak dalam menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan atau sebaliknya. Selanjutnya dengan adanya perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra. tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
 Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
 Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan.
 Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
 Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan                           dari yang lain.
 Perasaan sosial. yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup                         bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain.
 Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.

c)      Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi. Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari beberapa segi, ,seperti anatomi, fisiologi atau faal biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologis, dan sebagainya. Sebagai makhluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi kemasayarakatan, kekerabatan, psikologi social, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa, dan sebagainya.

d)     Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan dalam bekerja dan berkarya. Soren Kienkegaand seorang filsuf Denmark pelopor ajaran “eksistensialisme” memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah makhluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi), memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula. Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis dan religius. Dengan kehidupan estetis, manusia mampu menangkap dunia sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan, yang diungkapkan dengan kesenian. Dengan etis, manusia meningkatkan kehidupan estetis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk-bentuk keputusan bebas dan dipertanggung jawabkan. Dengan kehidupan religius, manusia menghayati pertemuannya dengan Tuhan. Semakin dekat seseorang dengan Tuhan semakin dekat pula ia menuju kesempurnaan dan semakin jauh ia dilepaskan dari rasa kekhawatiran.




A. PENGERTIAN BUDAYA MENURUT PARA TOKOH :

 E.B. Taylor
Menurut E.B. Taylor, Budaya ialah suatu keseluruhan yang kompleks meliputi kepercayaan, kesusilaan, seni, adat istiadat, hukum, kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang sering dipelajari oleh manusia sebagai bagian dari masyarakat.

 Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi
Soelaiman Soemardi & Selo Soemardjan menerangkan bahwa suatu kebudayaan merupakan buah atau hasil karya cipta & rasa masyarakat. Suatu kebudayaan memang mempunyai hubungan yang amat erat dengan perkembangan yang ada di masyarakat

 Sultan Takdir Alisyahbana
Menurut Sultan Takdir Alisyahbana, Budaya adalah manifestasi dan cara berfikir yang dipakai dan mempengaruhi manusia.

 Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat, Budaya merupakan sebuah sistem gagasan & rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia didalam kehidupannya yang bermasyarakat, yang dijadikan kepunyaannya dengan belajar.

 Krober dan Kluckhohn
A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn menyatakan bahwa da sekitar 179 definisi tentang kebudayaan. Oleh karena itu pemilihan definisi kebudayaan yang tepat sangat sukar.
Krober dan Kluckhohn, menyatakan bahwa kebudayaan adalah pola eksplisit dan implisit tentang perilaku yang dipelajari dan diwariskan melalui simbol-simbol, yang merupakan prestasi khas manusia, termasuk perwujudannya dalam benda-benda budaya

 C.A Van Peursen

Kebudayaan merupakan gejala manusiawi dari kegiatan berfikir (mitos, ideologi, dan ilmu), komunikasi (sistem masyarakat), kerja (ilmu alam dan teknologi), dan kegiatan-kegiatan lain yang lebih sederhana

B. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Unsur – unsur kebudayaan universal :
 Sistem religi : produk manusia sebagai homo religius.
 Sistem organisasi kemasyarakatan : produk dari mausia sebagai homo socius.
 Sistem pengetahuan : produk manusia sebagai homo sapiens.
 Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi : produk manusia sebagai homo economicus.
 Sistem teknologi dan peralatan : produk manusia sebagai homo faber.
 Bahasa : produk manusia sebagai homo loguens.

 Kesenian : produk manusia sebagai aesticus.

C. ORIENTASI NILAI BUDAYA
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
• Hakekat hidup manusia : hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara eksterm
• Hakekat karya manusia : setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda untuk hidup kedudukan, gerak hidup untuk menambah karya
• Hakekat waktu manusia : hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, masa lalu atau mas kini
• Hakekat alam manusia : ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam ada juga yang harus menyatu dengan alam

• Hakekat hubugan manusia : mementingkan hubungan antar manusia baik vertikal maupun horizontal

Esensi dari uraian sub Bab Manusia dan Penderitaan, Manusia Keindahan,serta Manusia dan Pandangan Hidup (7)

Jelaskan esensi dari uraian sub Bab Manusia dan Penderitaan, Manusia Keindahan,serta Manusia dan Pandangan Hidup dalam Bab IBD secara jelas menurut pendapat anda! (Minggu ke-7)



1. Pengertian Penderitaan
    Penderitaan berasal  dari kata derita.Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin.
    Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat.  Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain.

1.1Bentuk-Bentuk Penderitaan

Siksaan
Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatupemerintah. Masalah siksaan jiwa atau rohani (psikis) yang akan diuraikan dalam Ilmu Budaya Dasar, antara lain :

a.    Kebimbangan
Kebimbangan pasti akan dialami ketika seseorang dihadapkan oleh dua pilihan yang penting yang ia tidak dapat menentukan pilihan yang mana yang akan diambil.
Pada kasus banjir di Jakarta, banyak warga Jakarta mengalami kebimbangan, apakah saat banjir datang mereka mengungsi atau tetap berada dirumah sambil menunggu air surut, kebimbangan mereka antara lain disebabkan kecemasan akan aman atau tidaknya harta benda mereka jika ditinggal mengungsi, karena di Jakarta banyak orang-orang yang mengambil kesempatan dalam kesempitan dan disatu sisi bahwa jika mereka tetap tinggal di rumah, mereka juga cemas jika banjir melanda rumah mereka berhari-hari dan ketersedian bahan makanan akan habis bagaimana dengan anak-anak mereka. Inilah contoh kebimbangan yang dialami warga Jakarta dan sekitarnya pada saat banjir melanda Jakarta dan sekitarnya pada beberapa bulan yang lalu, keadaan ini berpengaruh tidak baik baik orang yang lemah pikirannya, karena masalah kebimbangan akan lama dialami olehnya sehingga siksaan yang dirasakan olehnya pun menjadi berkepanjangan. Bagi orang yang kuat berfikir ia akan cepat mengambil keputusan dengan berdasarkan pertimbangan prioritas, prioritas pada kasus banjir di Jakarta dan sekitarnya adalah nyawa mereka dan anak-anak mereka bukan harta benda, karena harta benda dapat dicari / dibeli kembali tetapi nyawa mereka dan anak-anak mereka tak dapat kembali lagi.

b.    Kesepian
Kesepian dialami seseorang berupa rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, hal ini akan terus ia rasakan walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.[4] Ini yang perlu dianalisa pertama kali. Perbedaan antara kesepian dengan kesendirian. Kesepian itu perasaan sepi. Sendirian itu ketika seseorang dalam keadaan sendiri. Kesepian bisa berarti seperti “tikus kelaparan di lumbung padi”. Banyak orang di sekitarnya tetapi tetap merasa sepi. Sedangkan sendirian dalam keadaan sendiri, tetapi tidak merasa sepi.
Pada kasus tsunami di Aceh pada Tanggal 26 Desember 2004, banyak orang Aceh yang mengalami kesepian, kesepian ini dikarenakan banyak orang-orang Aceh ditinggal mati keluarga dan orang yang mereka sayangi, mereka merasa kesepian bahkan sampai ada yang tak mau hidup lagi, karena mereka beranggapan hidup mereka tidak beguna lagi tanpa orang-orang yang mereka sayangi, hari-harinya mereka merasa kesepian walaupun ditengah orang yang ramai menghibur dirinya.
Seperti juga kebimbangan, kesepian perlu segera diatasi agar seseorang tidak terus menerus merasakan penderitaan batin. Solusi yang kami tawarkan adalah :
1.  Berfikir positif, Yakinlah semua yang telah menimpah manusia adalah berasal dari ketentuan Allah, ingatlah Allah SWT tidak pernah memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan manusia, berdoa dan kembali lebih mendekatkan diri kepada Allah akan membuat hati (batin) tidak kesepian, karena Allah akan selalu bersama manusia dikala senang / bahagian maupun dikala duka / menderita.
2.  Sebagai homo socius, seorang perlu kawan untuk menghilangkan rasa kesepian, orang itu perlu cepat mencari kawan yang dapat diajak untuk berkomunikasi yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami kawan lainnya.
3.   Selain mencari kawan, untuk menghilangkan rasa kesepian, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan, khususnya yang bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak lagi memperoleh tempat yang menyita waktu dalam dirinya.[5]

c.    Ketakutan
Ketakutan (fobia) adalah kecemasan yang luar biasa, terus menerus dan tidak realistis, sebagai respon terhadap keadaan eksternal tertentu.   Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara dibayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrim seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.
Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.[6]
penyakit ketakutan (fobia) adalah kecemasan yang luar biasa, terus menerus dan tidak realistis, sebagai respon terhadap keadaan eksternal tertentu. 

penderita biasanya menghindari keadaan-keadaan yang bisa memicu terjadinya kecemasan atau menjalaninya dengan penuh tekanan. 
penderita menyadari bahwa kecemasan yang timbul adalah berlebihan dan karena itu mereka sadar bahwa mereka memiliki masalah.

agorafobia 
arti harfiah dari agorafobia adalah takut akan keramaian atau tempat terbuka. secara lebih khusus agorafobia menunjukkan ketakutan akan terperangkap, tanpa cara yang mudah untuk terlepas bila kecemasan menyerang.
keadaan-keadaan yang sulit bagi penderita agoraphobia adalah antri di bank atau pasar swalayan, duduk di tengah-tengah bioskop atau ruang kelas dan mengendarai bis atau pesawat terbang. beberapa orang menderita agorafobia setelah mengalami serangan panik pada salah satu keadaan tersebut. yang lainnya hanya merasakan tidak nyaman dan tidak pernah mengalami serangan panik.

agorafobia sering mempengaruhi kegiatan sehari-hari, kadang sangat berat sehingga penderita hanya diam di dalam rumah.
pengobatan terbaik untuk agorafobia adalah terapi pemaparan
dengan bantuan seorang ahli, penderita mencari, mengendalikan dan tetap berhubungan dengan apa yang ditakutinya sampai kecemasannya secara perlahan berkurang karena sudah terbiasa dengan keadaan tersebut (proses ini disebut habituasi). psikoterapi dilakukan agar penderita lebih memahami pertentangan psikis yang melatarbelakangi terjadinya kecemasan.

fobia spesifik
fobia spesifik merupakan penyakit kecemasan yang paling sering terjadi. 
beberapa fobia spesifik (misalnya takut binatang, kegelapan atau orang asing) mulai timbul pada masa kanak-kanak. banyak fobia yang menghilang setelah penderita beranjak dewasa. fobia lainnya (misalnya takut hewan pengerat, serangga, badai, air, ketinggian, terbang atau tempat tertutup) baru timbul di kemudian hari. 5% penduduk menderita fobia tingkat tertentu pada darah, suntikan atau cedera; dan penderita bisa mengalami pingsan, yang tidak terjadi pada fobia maupun penyakit kecemasan lainnya.
sebaliknya, banyak pendeita penyakit kecemasan yang mengalami hiperventilasi, yang menimbulkan perasaan akan pingsan, tetapi mereka tidak pernah benar-benar pingsan.

penderita seringkali dapat mengatasi fobia spesifik dengan cara menghindari benda atau keadaan yang ditakutinya.
terapi pemaparan merupakan sejenis terapi perilaku dimana penderita secara bertahap dihadapkan kepada benda atau keadaan yang ditakutinya.  terapi ini merupakan pengobatan terbaik untuk fobia spesifik. 

psikoterapi dilakukan agar penderita memahami pertentangan psikis yang mungkin melatarbelakangi terjadinya fobia spesifik.

fobia sosial
kemampuan seseorang untuk menjalin hubungan yang serasi dengan yang lainnya melibatkan berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan keluarga, pendidikan, pekerjaan, hobi, kencan dan perjodohan. 
kecemasan tertentu dalam situasi sosial adalah normal, tetapi penderita fobia sosial merasakan kecemasan yang berlebihan sehingga mereka menghindari situasi sosial atau menghadapinya dengan penuh tekanan. 
penelitian terbaru menunjukkan bahwa 13% penduduk pernah mengalami fobia sosial. [7]
keadaan-keadaan yang sering memicu terjadi kecemasan pada penderita fobia sosial adalah:
-   berbicara di depan umum
-   tampil di depan umum (main drama atau main musik)
-   makan di depan orang lain
-   menandatangani dokumen sebelum bersaksi
-   menggunakan kamar mandi umum. penderita merasa penampilan atau aksi mereka tidak tepat.
mereka seringkali khawatir bahwa kecemasannya akan tampak, sehingga mereka berkeringat, pipinya kemerahan, muntah, gemetaran atau suaranya bergetar; jalan pikirannya terganggu atau tidak mampu menemukan kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan maksud mereka.

jenis fobia sosial yang lebih umum ditandai dengan kecemasan pada hampir seluruh situasi sosial.
penderita fobia sosial menyeluruh biasanya merasa bahwa penampilannya tidak sesuai dengan yang diharapkan, mereka akan merasa terhina atau dipermalukan.

beberapa orang memiliki rasa malu yang wajar dan menunjukkan malu--malu pada masa kanak-kanak yang di kemudian hari berkembang menjadi fobia sosial. yang lainnya mengalami kecemasan dalam situasi sosial pertama kali pada masa pubertas.

fobia sosial sering menetap jika tidak diobati, sehingga penderita menghindari aktivitas yang sesungguhnya ingin mereka ikuti. terapi pemaparan merupakan sejenis terapi perilaku yang efektif untuk mengatasi fobia sosial.

psikoterapi dilakukan agar penderita lebih memahami pertentangan batin yang mungkin melatarbelakangi terjadinya fobia sosial.
Beberapa istilah sehubungan dengan fobia :
  • afrophobia — ketakutan akan orang Afrika atau budaya Afrika.
  • caucasophobia — ketakutan akan orang dari ras kaukasus.
  • hydrophobia — ketakutan akan air.
  • photophobia — ketakutan akan cahaya.
  • antlophobia — takut akan banjir.
  • cenophobia — takut akan ruangan yang kosong
2. Manusia dan Keindahan


2.1 Hubungan Manusia dengan Keindahan

     Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kia perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.

     Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep dalam seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia yang menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman  keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.

     Keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang  selalu bertambah,  sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan yang paling indah.
   
2.2 Cara untuk Mengetahui Suatu Keindahan
1. Renungan
     Renungan berasal dari kata renunag, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.
     Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sarna lain berbeda, meskipun obyek yang direnungkan sama, lebih pula apabila obyek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu bergantung kepada obyek dan subyek.
2. Keserasian
     Keserasian berasal dari kata serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.
     Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatuhal.

3.Kehalusan
     Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus.
Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari seseorang.

4. Kontemplasi
     Suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil penciptaan.

3. Manusia dan Pandangan Hidup

3.1 Pengertian Pandangan Hidup

Menurut Koentjaraningrat (1980) pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan didalam masyarakat. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup.

Apa yang dikatakan oleh seseorang adalah pandangan hidup karena dipengaruhi oleh pola berfikir tertentu. Tetapi, terkadang sulit dikatakan sesuatu itu pandangan hidup, sebab dapat pula hanya suatuidealisasi belaka yang mengikuti kebiasaan berfikir yang sedang berlangsung di dalam masyarakat. Setiap Bangsa, Negara maupun manusia yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana tujuan yang ingin dicapainya sangatmemerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup yang jelas, suatu Bangsa, Negara maupun manusia akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam gerak masyarakat yang semakin maju. Berpedoman pada pandangan hidup itu pula seseorang akan mampu membangun dirinya.

3.2 Cita-Cita

Cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepaskan diri dari cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat cita-cita, kebijakan dan sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing.Itulah sebabnya, cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup banyak menimbulkan daya kreativitas manusia. Banyak hasil seni yang melukiskan cita-cita, kebajikan, dan hidup seseorang. Cita-cita ini perasaan hati yang merupakan suatu keinginan, kemauan, niat, atau harapan. Cita-cita itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.Ada tiga katagori keadaan hati seseorang, keras, lunak, dan lemah. Orang yang berhati keras, tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala kesulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati lunak dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Orang yang berhati lemah, mudah terpengaruhi oleh situasi dan kondisi. Cita-cita, keinginan, harapan, banyak menimbulkan daya kreatifitas para seniman. Banyak hasil seni seperti: drama, novel, film, musik, tari, filsafat yang lahir dari kandungan cita-cita, keinginan, harapan dan tujuan.

3.3 Kebajikan

Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakikatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Manusia merupakan makhluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.

Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu: manusia sebagai pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan.Manusia sebagai pribadi dapat menentukan baik dan buruk. Yang menentukan baik dan buruk itu suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati masyarakat, yang menentukan baik dan buruk adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Demikian pula manusia sebagai makhluk Tuhan, manusia pun harus mendengar suara hati Tuhan. Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelak perbuatan yang tidak baik. Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, barbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya. Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan.


3.4 Usaha/Perjuangan

adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita, Setiap Manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. sebagian kehidupan manusia adalah perjuangan. Perjuangan untuk hidup merupakan kodrat manusia. Tanpa perjuangan manusia tidak dapat hidup sempurna. Kerja keras dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun tenaga/jasmani atau dengan keduanya. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena kemampuan itulah tingkat kemakmuran manusia berbeda-beda.


3.5 Keyakinan/Kepercayaan

Menurut Prof. Dr. Harun Nasution (bahan  ceramah pada perantaran pengajar Ilmu Budaya Dasar di Bukit Tinggi, 1981), menurut beliau ada tiga aliran filsafat:

a.      Aliran Naturalisme
Hidup manusia dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan natur itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan hukum-hukumnya, secara mutlak di kuasai Tuhan. Manusia sebagai makhluk tidak mampu menguasai alam ini karena manusia itu lemah, manusia hanya dapat berusaha dan berencana tapi yang menentukannya adalah Tuhan.
Bagi yang percaya pada Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, karena itu manusia mengabdi pada ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama ada dua yaitu:
ü  Ajaran agama yang dogmatis yaitu yang di sampaikan Tuhan melalui Nabi-Nabi, sifatnya tetap dan tidak berubah
ü  Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relatif (terbatas) dan berubah sesuai dengan perkembangan agama.
Apabila aliran naturalisme ini di hubungkan dengan pandangan hidup maka keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi, pandangan hidup yang dilandasi oleh ajaran-ajaran agama, manusia yakin bahwa kebajikan itu di ridhai oleh Tuhan. Pandangan hidup yang dilandasi bahwa Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup keagamaan (religius), sebaliknya apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka keyakinan itu berasal dari natur dan pandangan hidup yang dilandasi oleh natur, manusia yakin bahwa kebajikan itu kebajikan natur dan pandangan hidup ini sifatnya ateistik. Disebut pandangan hidup komunisme.

b.      Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah akal atau logika. Manusia mengutamakan akal, dengan akal manusia berfikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun mungkin bertentangan dengan hati nurani . akal berasal dari bahasa Arab yang artinya Kalbu yang berpusat dihati, sehingga timbullah istilah “Hati Nurani” artinya daya rasa.
Apabila aliran ini di hubungkan dengan pandangan hidup, maka keyahinan manusia itu bermula dari akal. Jadi, pandangan hidup itu dilandasi oleh keyakinan, kebenaran yang diterima akal. Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal.

c.       Aliran GabunganAliran gabungan adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berfikir maupun sebagai logika rasa. Jadi, apa yang benar menurut logika berfikir, juga dapat diterima oleh hati nurani. Logika berfikir tidak ditekankan pada logika berfikit individu, melainkan logika berfikir kolektef (masyarakat) pandangan hidup ini adalah disebut sosialisme akal dalam arti baik sebagai logika berfikir maupun sebagai daya rasa, logika berfikir secara individual maupun kolektif. Pandangan hidup ini disebut sosialisme religius. Dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok. Pandangan hidup sosialisme menekan pada logika berfikir kolektif, sedangkan pandangan hidup sosialisme religius menekan pada logika berfikir kolektif dan individual.

3.2 Langkah Berpandangan Hidup Yang Baik

Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup apapun dan bagaimanapun itu untuk dapat mencapai dan berhasil dalam kehidupan yang diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting adalah memiliki pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik pula. Adapun langkah-langkah berpandangan hidup yang baik yakni:
  • Mengenal
    Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke dunia
  • Mengerti
    Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bemegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga bagi yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
  • Menghayati
    Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
  • Meyakini
    Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
  • Mengabdi
    Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.